Pemanasan global (global warming) merupakan sebuah fenomena naiknya suhu permukaan
bumi yang diakibatkan oleh emisi gas yang memerangkap panas matahari (gas rumah
kaca). Kenaikan suhu di permukaan bumi mengakibatkan berubahnya iklim dan dapat
berdampak pada terjadinya peristiwa – peristiwa alam seperti badai topan, badai
siklon tropis, banjir, endemic, kekeringan, El Nino dan berbagai bencana lainnya yang
mengakibatkan hilangnya fungsi ekosistem yang berdampak pada terjadinya bencana
ekologis (Pusat Studi Manajemen Bencana, Petrasa Wacana). Menilik lebih jauh dari pada itu,
global warming sangat berdampak bagi keseimbangan lapisan atmosfer bumi yang
tentunya juga memengaruhi kehidupan di bumi. Lapisan – lapisan atmosfer
tersebut (troposfer dan atmosfer) diganggu keseimbangannya oleh gas - gas rumah kaca seperti CO2, CFC,
HFC, NOX, SOX, CH4.
Mengapa gas – gas tersebut dapat berdampak bagi
keseimbangan di bumi?
Pemenuhan gas CO2 di atmosfer dapat mengakibatkan
perubahan suhu global dan memengaruhi kondisi meteorologi dan geologi. Konsentrasi
CO2 yang tinggi, dapat memenuhi atmosfer dan memerangkap cahaya
matahari di dalamnya sehingga mengakibatkan naiknya suhu di permukaan bumi
tersebut. Kenaikan suhu yang ekstrem tersebut dapat berakibat pada mencairnya
es di kutub sehingga meningkatkan volume air laut dan berdampak pada terjadinya
el nino, bencana longsor, badai, dsb. Risiko yang ditimbulkan akibat dari
bencana tersebut misalnya kerugian meterial, kerusakan fisik, korban, kerusakan
lingkungan, dll. Ditambah lagi, saat ini mulai berkurangnya pohon sebagai
penyerap CO2, dapatkah dibayangkan dampaknya bagi kehidupan di bumi?
Bila ditinjau dari efek gas
lainnya, pertumbuhan penduduk yang sangat pesat sesungguhnya menambah masalah
baru, misalnya dalam penggunaan CFC (chlorofluorocarbon) yang merupakan bahan
pendingin lemari es, dan bahan pembakar pada aerosol. Tanpa disadari,
penggunaan alat rumah tangga seperti itu, dapat berbahaya bagi lapisan ozon di
atmosfer.
Bidang pertanian dan industri ternyata juga memegang
peranan penting dalam kerusakan lapisan ozon di atmosfer bumi, misalnya pada
gas SOX (sulfur oksida) yang dihasilkan dari pembakaran bensin oleh mesin
industri. Gas tersebut terakumulasi di udara sehingga menambah sinar matahari
yang terperangkap di permukaan bumi. Sedangkan dalam bidang pertanian,
penggunaan pupuk tanah yang seharusnya mengandung nitrogen, ketika masuk ke
tanah sebagian dari nitrogen tersebut berubah menjadi NOX (N2O :
nitro oksida) yang merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat (WWF Indonesia).
Di samping itu, gas methan (CH4) yang
dihasilkan dari sampah dan industri peternakan juga berpengaruh terhadap
terjadinya global warming. Pada industri peternakan, gas tersebut terdapat pada
kotoran sapi. Nah, apa hubungannya gas methan dengan sampah? Pada saat kita
membuang sempah hingga sampah itu menumpuk, kondisi sampah yang berada di
bawah, akan membusuk, hal itu lah yang menghasilkan gas methan.
Jadi, apa yang dapat kita perbuat untuk
menyelamatkan ozon? Dari uraian tersebut, dapat kita bayangkan separah apakah
lapisan ozon bumi saat ini. Menyelamatkan ozon berarti meyelamatkan kehidupan
makhluk hidup di bumi. Tanpa adanya lapisan ozon, bumi kita tidak akan
terlindungi dari radiasi matahari yang sangat berbahaya. Mengurangi penggunaan
alat yang mengandung gas rumah kaca amatlah penting untuk mencegah semakin
parahnya kerusakan lapisan ozon. Mulailah dari sekarang untuk bijaksana dalam
menggunakan energi, apa yang kita lakukan sekarang, akan mempengaruhi kehidupan
yang akan datang.